Rabu, 05 Februari 2014

NOVEL ~~~ IndahKAH hidupku ??





Di dalam angkutan yang sumpek, nari membayangkan es cendol yang menyegarkan dahaganya. Dengan menghela nafas ia mencoba melihat orang-orang di sekelilingnya, ia melihat berbagai bentuk manusia yang rata-rata sederajat dengannya. Tak terasa ia sudah sampai didepan gang rumahnya, dengan menyodorkan uang 2500 tak lupa ia megucapkan terima kasih.
Putri narisya, gadis berusia 17 tahun ini bersekolah di SMA nusantara jakarta dan duduk di kelas 3 yang sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional, ia memiliki tubuh yang tergolong langsing dan mungil namun untuk gadis seusia dia, nari tergolong gadis yang kurang bergaul. Semenjak ditinggal  sang ayah hidupnya terasa sangat sulit, sang ibu yang hanya bekerja sebagai penjaga toko orang yang  hanya  bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, nari memiliki seorang adik bernama otyanisa yang duduk di kelas 1 SMA.
Dalam kehidupan percintaannya, nari gadis yang cukup beruntung sebab ia memiliki pacar yang cukup keren bukan hanya keren tapi sangat keren, namanya hafiz saputra. Hafiz seorang putra dari pengusaha yang terkenal di indonesia, dengan tubuh yang sangat ideal wajar kiranya bila nari memiliki banyak musuh di sekolahnya.
***
Treeeettttt.....treeeetttttt....
“halo”
“sayanggg ...!!!!! ” teriak hafiz
“ ada apa ? kamu gak belajar . kan bentar lagi ujian”
“malas achh yank, kan ada kamu ...hehe”
“Maksud kamu???”
“ kidding beipp”
“sebenarnya ada apa??”  tanya nari penasaran
Mendengar pertanyaan nari, hafiz menghela nafaz, dengan nada ragu ia mencoba mengatakan apa yang menjadi masalah,,
“aku.......”
“kenapa,,?
“nanti saja ya .. siap ujian “ dengan penuh penyesalan hafiz menutup telfon karna tidak sanggup mengatakan apa ia pikirkan
Dengan hati yang gundah, nari menatap handphonenya ,’ada apa y ?’ lama ia berfikir, dan menetapkan untuk berfikir positif.
Sementara hafiz, ia duduk di tepi ranjang mahalnya . ia teringat dengan kata-kata sang ayah yang mengatakan agar ia melanjutkan sekolah ke swiss tempat ibunya. Ayah meminta nya untuk menjaga sang ibu yang sakit-sakitan. Ayah dan ibu hafiz sudah lama bercerai. Namun ayah hafiz selalu memantau kaedaan isterinya.
***

Ujian berlangsung dengan baik, baik sekali bahkan  sangking baiknya kebanyakan  siswa tidak perlu membaca soal karna 99% siswa sudah mendapat kunci jawaban. Tidak ada raut wajah masam di sekolah itu rata-rata semua bahagia, begitu juga “PBHS” .selesai ujian selama 4 hari mereka sepakat miting dikantin bude goreng, kalian pasti tau apa yang di bicarakan cewek-cewek aneh itu .. yappp tentu saja HAFIZ SAPUTRA
“Girlssss...... kita kan mau tamat gimana donk...?”nadia dengan nada centil
“ya baguss donk !!”
“ gimana sich, kamu gak mau y bertemu dengan hafiz ?”
“benerrrrr hafiz ,,,,achhh gmana ni ?”
“nadia, sisil, hista, alis .. ntar kita gak sama lagi ya?” rengek baby
“ iya,, tapi kita tetap penggemar hafizkan?” tanya sisil
“kalu aku sih tergantung ,, kalau ntar aku kuliah trus dapat yang guanteng banget ,, ya good bye hafiz,,” ujar alis
“WOOOOOO......!!!!!!!”
***
Waktu pulang seperti biasa .. nari menunggu hafiz digerbang sekolah . biasanya saat pulang sekolah hafiz selalu meladeni para fansnya. Tapi kali ini hafiz berdua dengan seorang wanita yang bukan anggota PBHS. Nari berusaha untuk tidak memperhatikan apa yang mereka bicarakan di dekat pos saptam. Di dalam mobil mewah berwarna merah nari tak mampu membendung rasa penasarannya,
“tadi tu siapa? sepertinya bukan dari anggota PBHS 
“ohh .. itu , teman “ jawab hafiz tanpa menatap wajah nari yang masih merasa bingung
“ hafiz ! ada apa dengan kamu ?”
“ kamuu kenapa sih ?” balik tanya
“ aku?kamu yang kenapa?” nari mulai emosi
Hafiz menepikan mobilnya dan berhenti , lama mereka diam membisu  menatap jalanan  yang sesak dengan orang-orang yang melaksanakan tugas masing-masing .
“ nari ..” memecah kensunyian
“hhmmm”
Hafiz melepaskan sabuk pengaman dan memeluk gadis yang ia pacari 2 tahun lalu. Sementara nari hanya diam merasakan detakan jantung hafiz yang berdebar kuat , sembari memeluk , hafiz berucap “maaf”. Nari tau ada yang tidak beres, namun ia tak ingin menayakannya , ia ingin agar hafiz sendiri yang mengatakanya .Sesampainya di rumah nari masih bisu, dalam hatinya begitu banyak pertanyaan hingga ia tertidur.
***
“ accchhhhhhhhhhhh.............!!!” teriak nari
Dengan tergopoh-gopoh oty berlari menuju kamar.....
“ada apa.. ada apa ?” tanyanya dengan cemas
“tolongin kakak ty ... kakak gak  punya baju untuk perpisahan ntar malam ..” rengeknya
“apaa ????????”  heran
Dengan rasa sedikit kesal karna merasa di tipu oty tetap membantu kakaknya mencari pakaian yang cocok untuk ke pesta perpisahan.
“ aduh kok gak ada ya “ sambil mengaca-acak lemari
“ euh kak, emang kamu punya baju cantik? “ melirik ke nari
Dengan ekspresi bodoh nari duduk di kasur sambil menutup lemari lusuhnya. Ia menghela nafas dan menatap oty .
“ benar juga .. “
“ sabar kak “
“trus .. apa yang kita cari dari tadi ya ? “
“ entalah .. mu kan stres ...”
Dengan rada-rada malas nari mengemas  baju nya dan memasukan ke dalam lemari. Dan .....
Ting... tong ...
“oty ... buka pintu ..” teriak nari
“ malas !!!! “ cetusnya
“ kurang ajar banget ni anak, untung adek aku .. kalau enggak, mati lu..” sembari jalan menuju pintu .
“siapa ?” sambil membuka pintu . setelah ia buka yang ia temui hanya sebungkus kado berwarna pink dan berpita hijau . diambilnya kado itu dengan senyuman menawan ia buka , sebuah dress berwarna cream yang sangat anggun .
“dari siapa ya ?” gumamnya. Kembali ia menutup pintu dan membawa kado itu kekamarnya. Dengan senyuman yakin kalau kado itu dari hafiz
Dari sebrang jalan sepasang mata memperhatikan nari,  hafiz tersenyum senang karna masih bisa membuat gadis itu tersenyum.
Dari jam 5, nari sudah berdandan . dengan hati-hati ia memoles mukanya dengan beraneka ragam alat make up, ia sudah tak sabar menanti pesta itu, senyum tak henti-hentinya menghiasi wajah imutnya. Finising pita rambut berwana sof pink ia sandingkan dengan rambut panjangnya .
Trieeettt ... handphone nari bergetar maenandai masuknya sms, dengan tergesa-gesa nari membuka isi sms itu ‘ SAYANG AKU GAK BISA JEMPUT , KAMU NAIK TAKSI AJA YA’ dengan hati yang gundah nari tetap tersenyum, dikemasnya alat-alat makeupnya  dan pergi dengan taksi ke perpisahan sekolahnya .
Sesampainya di sekolah, nari masuk kedalam gedung sambil melirik kekanan kekiri mencari  pacar kesayangannya. nari mengerutkan dahinya , “ kemananya ? “  segera nari mengeluarkan handphonenya dan mencoba mengubungi hafiz. Saat tak ada jawaban tiba-tiba  Mata nari tertuju pada pintu gerbang utama, ia melihat hafiz dengan kemeja hitam, hati nari lega .. ia bahagia melihat hafiz datang saking gregetan ia menggigit bibir bawahnya sambil terus tersenyum.
Belum sempat nari memanggil, seorang gadis menggandeng tangan hafiz dari belakang, dengan senyuman merekah gadis itu berjalan ke ruangan bersama hafiz. Yang semula suasana gemuruh kini menjadi senyap bagaikan kuburan. Semua mata tertuju pada pasangan itu, mereka bertanya-tanya apa yang terjadi, yang mereka tau hafiz adalah pasangan nari, lalu siapa wanita itu?  Nari hanya diam, diam membisu matanya tak sanggup berkedip, ia tak percaya hafiz melakukan ini padanya. Teringat saat pertama pria itu menyatakan perasaan dengan sangat romantis, ia memohon agar nari mau menerimanya.
“ada apa dengan kalian, kenapa semua diam ? “ hafiz memecah kesunyian
“ wah .. wah .. akhirnya kamu sadar juga ya ‘ ucap teman hafiz
“ maksud mu ? “
“ iya , , akhirnya kamu cari pacar yang sederajat juga “ sambil tertawa
  benar “ dengan tatapan tajam ke arah nari
Nari tak percaya hafiz mengatakan itu, hal yang selalu ada  dipikiran nari dan dibantah hafiz namun kini malah hafiz yang mengingkari kata-katanya sendiri , nari menghela nafas dengan langkah cepat ia berjalan keluar ruangan, ia berjalan tanpa melihat sekelilingnya termasuk hafis. Nari terus berjalan dengan pikiran kosong, dengan teroyong-oyong ia duduk di kursi taman sekolah. Kepalanya tertunduk dengan  geraian  rambut panjangnya . perlahan tapi pasti air matanya berlinang, muka nan imut merah padam menahan kesedihannya. Ntah apa yang dipikirkannya, yang pasti sepasang mata memperhatikannya, ia melihat gadis itu.  disaat melihatnya,  hatinya meronta, mulutnya ingin berucap maaf , namun pikiran tentang di masa depan mampu menahan semuanya
 Hafiz... pria ini menginginkan agar nari membencinya, agar disaat  ia pergi nari tak perlu menunggunya, tak mencemaskannya dan tak perlu menangisinya. Sebenarnya hafiz ingin mengatakan yang sebenarnya tapi sang ibu kemarin menelphonenya. Ibu ingin agar hafiz tetap di swiss untuk selamanya.
***
Dengan mata yang berat nari membuka mata , berdiri berjalan dengan lambat  menuju cermin besar yang berdiri sendiri dipojok kamar. Ia melihat dirinya sendiri dengan mata yang sembab, baju yang kusut, rambut acak-acakan dan makeup yang berantakan. Kembali.... genangan air mata pecah membasahi pipinya, kembali ia teringat dengan masalah di pesta itu.
Kesedihan lama mendera nari, selama 3 minggu liburan menjelang kelulusan, nari jarang keluar rumah.  ia lebih banyak  berdiam dirumah.
“nari.....!!!!” teriak ibunya membuka pintu kamarnya
“ayo bangunn !!!!! “ tambah ibu nari
“ada apa sich bu ? “ tanya nari dengan masih malas-malasan
“ya allah ... bukan nya hari ini penentuan kelulusan mu ?”
“plies dech bu ..udah pasti lulus kok ..” sambil menarik selimutnya dan melanjutkan tidur
PPAAAAKKKKKK !!!!!!! tepukan mendarat di bokong nari
“aduhhh .. ibu apa-apaan sich ! “ sambil mengosok-gosok pantatnya
Dengan agak terpaksa nari bangkit dari ranjang nya dan mulai berkemas-kemas untuk kesekolah. Sebenarnya hal paling di malaskan nari adalah bertemu dengan hafiz. Nari pergi kekampus menggunakan busway. Didalam bus dia hanya menung dengan pikiran kosong . sesampainya di kampus nari langsung masuk aula tempat berkumpulnya murdi-murid kelas 3 berkumpul.
“ hay ,,, “ sapa seorang gadis 
Nari menolehkan kepalanya dan melihat gadis itu dari bawah keatas . dengan sesakma ia melihatnya dan menyadari bahwa gadis itu adalah orang yang pernah dibilang teman oleh hafiz kemudian nari kembali memperhatikan lagi gadis itu kemudian ia kembali menyadari bahwa gadis itu adalah orang yang menggandeng hafiz di acara pesta itu.
“ hay juga “ mencoba senyum
“aku anak baru lo” dengan bangga
“ anak baru ? , kan udah mau lulus .kenapa pindah ?” tanya nari heran
“ iia sih ... tapi tunangan aku yang maksa ,, “
“ tunangan ? “
“Iya hafiz saputra , kamu kenal ?”
Dengan berat hati nari mencoba menganggukan kepalanya .
“ kamu tau, sebelumnya dia orang yang cuek loh , eh tiba-tiba aja dia nyuruh aku kesini “ dengan  riang
Pembicaraan mereka terputus karna bapak kepala sekolah sudah datang dan mengumumkan bahwa SMA mereka lulus 100% . semua sorak gembira kecuali nari Ia masih berdiri diam di tengah keramain, didalam gemuruhnya aula tersebut nari malah merasakan keheningan, kesunyian dan kesendirian.
Nari berjalan hingga ia tersandar disebuah dinding yang tersembunyi. Genangan air matanya pecah. Ingin sekali ia teriak dan memaki walaupun ia masih cinta. Saat  Kembali  keaula nari tak melihat seoarang pun ternyata semua sudah kembali. Tetapi masih ada seorang pria yang tertunduk ditengah- tengah deretan kursi. Ia perhatikan pria itu, ternyata hafiz . dengan tangan yang gemetaran nari datang kehadapan hafiz. Dia tak kuasa menahan air mata dengan muka merah, suara parau nari coba untuk bertanya
“ bisa kamu jelaskan semua ini ? “
Menatap mata nari , “ maaf ya nari , ini untuk kebaikan kamu” bergegas pergi
“ kamu pengecuttttt ...............!! “ teriak nari yang menghentikan langkah hafiz
“kamu yang selalu mengatakan cinta itu tak pernah memandang siapa ia yang ia cinta, kamu yang maksa agar aku menjadi milikmu ! dan saat aku sudah benar-benar cinta kamu malah membunuh ku !!!” tambah nari
Mendengar kata-kata nari , hafiz berbalik dan memeluk hangat tubuh nari yang dingin dengan suara tertahan ia mengucapkan kata-kata yang membuat hati nari teriris perih.
“ aku salah dalam menilai cinta “ hafiz pergi meninggalkan nari.
***


Sudah setahun nari menjalan hidup di rumah dengan ekspresi bete. Dia tidak melanjutkan keperguruan tinggi ia sadar diri akan keadaan ibunya. Ia juga sudah banyak mencoba untuk melamar pekerjaan kemana-mana hanya saja dewi fortuna belum mampir kekehidupannya. melihat putri sulungnya sang ibu mencoba untuk menasehatinya
“ nari .. “ membuka pintu
“ ya bu ..”
“ kamu sedang apa ? “ mencoba duduk di samping sang putri yang sedang membaca novel
“ tidak ada .. ada apa bu “ menutup novelnya
“kamu pernah bayangkan orang yang kamu sayangi pergi untuk selamanya dan tidak ada yang mau mengurus kamu ?”  mengusap kepala sang anak
Mendengar pernyataan ibunya nari hanya diam, ia sama sekali tidak pernah memikirkannya
“pergilah mencari pekerjaan yang dapat membuat mu bisa tenang, membuat mu bisa mandiri .. jangan berharap terus dengan ibu “ dengan sangat lembut.  nari hanya bisa menggagukan kepalanya.
***
“kakkkk ... “ membangunkan nari
“apaan sihhh .. norak!!” bentaknya
Karna merasa terkejut dengan reflek oty menekak kepala kakaknya
PLAKKKKK......
“aduh ,,,, stres  ya ???!! “ meringis kesakitan
“eh tau gak .. kakak tu udah kayak kerbau , jelek !! “ dengan memonyongkan bibirnya
“bodo !! emang kenapa ?  merasa tersaingi ? “ menjulurkan lidahnya
“tadi aku dapat brosur ini “ menyodorkan brosur yang berisi lamaran pekerjaan sebagai sekretaris
Dengan kilat nari mengambil brosur itu ..
“wah.. gue harus coba ni ..” berlari menuju kamar mandi dan langsung menutupnya
Tok.. TOK ..
“ kak gak berterima kasih  dengan aku?? ..” teria didepan pintu kamar mandi
“thank youuuuuu...............”
Dengan sedikit terburu-buru nari mencari baju dilemari , ia putuskan memakai baju cream dengan rok selutut. Ia pergi dengan menggunakan taksi karna takut terlambat sesi wawancara. Sesampai didepan ia terpesona dengan gedung yang megah “SHIN GROUP” bergerak dibidang furnitur. Karna selalu memandang bagian atas gedung nari bertabrakan dengan seoarang pria
“maaf .. maaf .. “ ucap nari
“what ??? “ dengan nada sinis
 Setelah memperhatikan tampang orang yang ditabraknya yang ternyata adalah orang asing yang kira-kira  berasal dari cina/korea/taiwan .. pokoknya orang nya ganteng, hidung mancung , rambut ala korea, kulit putih, tubuh tinggi, pokoknya perfeck
“wahh .. wahh.. hei mas .. ini negara saya, jangan macam-macam dech, ntar saya panggil warga indonesia . di usir baru tau rasa” cengengesan.
Sementara orang itu hanya diam dan mengeleng-gelengkan kepalanya dan pergi.  Melihat pria itu pergi nari malah tertawa, Ia tak menyangka akan mengerjai orang yang belum ia kenal
“bongak banget sich .. “ gumamnya
Kembali ia teringat akan sesi wawancara itu dan ia tergesa-gesa masuk kedalam perusahaan tersebut.  Setelah kira-kira 20 menit nari keluar dengan senyuman khasnya. Sepanjang jalan ia tetap saja tersenyum hingga naik angkutan umum. Setelah diliatin orang-orang yang berada dalam satu angkutan nari bersikap diam. Dan teringat padasesi wawancara tadi
“apa yang bisa anda lakukan pada direktur yang memiliki watak yang keras ?” tanya seorang juri
Dengan penuh semangat nari menjawab “ saya akan berusaha menjadikan direktur tersebut menjadi derektur yang bertanggung jawab, setia dan penuh perhatian serta penuh dengan cinta.
Mengingat hal itu kembali nari tertawa ia tidak bisa menahannya
“ha .. ha ... ha ..”
“ gila ya mbak ? “ tanya sopir angkut
“bang .. mana ada gila yang ngaku “ jawab ibu-ibu hamil
“ aduh ... rempong deh .. saya gak gila mbak .. mas .. “ jawab nari kesal

Sambil menunggu hasilnya, nari hanya membantu ibunya menjaga toko orang, walaupun nari kurang menyukai pekerjaan itu tapi ia mencoba bersabar
***
trrrrrreeeeeeeeettttttttttt .....  getaran handphone nari
“hallo .. “ rada imut
“ putri narisya ? “ suara pria paruh baya
“ya saya sendiri .. “
“kamu di terima di  perusahaan kami , selamat ..  dan saya harap hari ini kamu datang untuk mengisi data-data yang kami perlukan “
“ benarkah itu ,  baiklah “ ujarnya dengan girang. Segera nari menutup telphonenya dan berlari mencari ibunya
“oty .. ibu mana ? “
“aduhh .. kepasar kak “
Karna takut nari langsung berangkat kekantornya . karna tergesa-gesa nari lupa membawa tas kecil yang berisi alat make up , handphone dan beberapa asesoris.
Kurang lebih 3jam nari berada dikantor           , sebenarnya sekitar 2,5jam yang lalu ia sudah selesai hanya direktur yang baru meminta menunggunya dikantor. Dengan sedikit dongkol nari masih saja menunggu bos, ia ingin memperlihatkan keseriusannya dalam bekerja
Kembali nari melihat jam tangannya, kali ini ia sudah menunggu 4 jam. Dengan menghela nafas ia bertanya ke manajer
“maaf pak .. apa pak direktur tidak jadi kesini ?”
“oh ... terjadi sedikit masalah, saya kira beliau tidak akan kesini “
“ terima kasih “ dengan rasa yang sangat kecewa nari berjalan untuk kembali kerumah. Jarak kantor yang tidak terlalu jauh ia manfaatkan agar menghemat ongkos. Nari teringat kalau ibu dan oty belum tahu bahwa ia sudah diterima bekerja. Nari mempercepat langkah, ia tak sabar memberi kejutan ke ibu dan oty
Sesampai di gang ada banyak orang keluar masuk dari arah rumahnya, “ada apa ?” pertanyaan itu bergelayut dipikirannya. Tidak ada wajah orang yang terlihat tersenyum, semuanya terlihat begitu sedih. Nari kembali memperlaju langkahnya. Sambil berlari nari bertanya-tanya kepada orang yang lewat didekatnya. “ ada apa ? ... ada apa? .. ada apa?” buakan jawaban yang terima tetapi hanya ekspresi sedih yang mereka pancarkan.
Hatinya gundah.. begitu jauhkah rumahhnya? Ia merasa begitu lama berlari tapi tak jua sampai dirumah yang sederhana itu.
“oty .. ibu ....ada apaaaaaaa ? “teriak nari sesaat ia sampai dirumah itu.
Nari merasa dirinya mati rasa .. ia melihat tubuh yang terbungkus kain putih yang terbujur tak bernafas berada di depannya “ siapa itu ?” ia mencari orang begitu ia cintai disekelilingnya. Kanan kiri ,, kali ini tubuh nari benar- benar lemah ia terjatuh saat ia melihat oty menangis histeris sambil menyebu-nyebut ibu. Nari merasa nyawanya melayang mencari sang ibu dan memintanya untuk kembali..  apa yang harus ia lakukan? Apa yang terjadi? Bagai mana  ibu tega meniggalkanya? Bagaimana dengan kehidupannya ?
Kali ini ini nari tak sanggup lagi bertanya, deraian air mata tak henti-hentinya  mengalir  kepalanya begitu sesak, begitu banyak pertanyaan namun bibirnya hanya mampu berucap ‘’ ibu “  salah satu anggota keluarganya membuka kain penutup wajah almarhum ibunya, nari melihat wajah orang yang selalu disampingnya,
Dengan suara yang sangat parau dan terisak-isak ...
“ibu .. nari mohon kembali, kembali .. “ menyentuh wajah sang ibu yang dingin
“itu hal yang mustahil” ujar tante nari
“ katakan tante ini hanya ilusiii ... ini hanya mimpi bangunkan nari dari mimpi buruk ini , tolongg ” dengan terisak-isak
20 menit nari menatap ibunya, air matanya masih mengalir , mata yang sayu dan sembab masih menghiasi wajahnya. Setelah semua keluarga terkumpul maka diberangkatkanlah sang ibu keperistrirahatan yang terakhir. Dengan langkah yang sangat berat nari mencoba melangkah ke mobil ambulan. Ia duduk di samping oty.
“kak....”
Nari tak sanggup menjawab, ia hanya menatap wajah adiknya yang sangat terlihat sedih itu.
“oty takut .. “ dengan tangisan yang keras
“ada kakak .. “ mencoba menenangkan oty
“bagaimana mungkin kita biasa hidup .. kita yatim piatu kak .. “
Kali ini tak ada jawaban dari nari hanya tatapan dan deraian air mata serta pelukan yang ia berikan pada adiknya itu.
Setelah pemakaman berakhir, nary dan oty diantar tantenya untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah oty bergegas kekamar beralasan ingin istritahat. Sang ibu yang ternyata mengidap penyakit jantung, hati nari dan oty semakin terkikis. Bagaimana mungkin mereka tak mengetahui apa yang terjadi dengan orang yang mereka sayang.
“nari .. tante pulang ya , tante banyak kerjaan” mengemas tasnya
“tapi tante .. nari masih takut, tak bisa kah ... “kata-katanya terputus
“aduh udah deh ... ibu kamu tu udah masa lalu, lagian kamu kan udah besar !” bergegas pergi
Nari hanya diam menatap kepergian tantenya dengan tetesan ari mata. Oty yang diam-diam melihat hal itu, segera kembali kedalam kamar dan menangis. Mendengar oty manangis, nari berlari menuju kamar oty
“oty ... buka pintunya dek .. “ mengetuk-ngetuk pintu kamar oty
“kakkk ... aku benci dunia ini !!!!!!! ‘ teriaknya
“jangan bilang begitu !”
“apa salah kita  ???? mengapa tuhan tak adil??? Oty sangat takut .. “
Mendengar tangisan oty, nari menahan tangisan nya ia menutup mulutnya dan bersandar dipintu kamar oty, ia tak ingin membuat adiknya semakin sedih. Setelah tenang ..
“oty .. kakak masih disini, kakak akan buat kamu bahagia, kamu akan sekolah setinggi yang kamu mau, dan memenuhi kebutuhan kamu” bujuknya
“kita sampah kak .. “ suara yang hampir tak terdengar

***
Pagi-pagi nari bangun, dengan mata yang sembab ia mencuci muka dan menuju ruang makan. Dibukanya tudung penyimpanan makanan. “kosong?”  pikirannya melayang hal biasa didapat kini tak adalagi.. ia mencoba mencari bahan makanan didalam kulkas tapi .. tetap saja nihil ..
Nari kembali kedalam kamar dan mencari dompet pinknya , dibuka dengan perlahan hanya ada 2000 rupiah saja .. kali ini tetesan air matanya tak mampu ia bendung ..
“ibu .. apa yang harus aku lakukan ? baru sehari tapi begitu menyiksaku .. “ deraian air matanya mengalir tak henti-hentinya
Dengan uang 2000 ditangan ia membeli mie instan di warung sebelah rumah, ia masak dengan sepenuh hati. Mencium aroma mie instan perut  nari menjadi keroncongan. Tapi ia tau ada orang yang lebih membutuhkan makanan ini.
“oty .. bangun , ayyo sarapan “
“baiklah “ bangkit dr ranjangnya .
Oty melangkah menuju ruang makan, sesaat ia terdiam. “hanya ada 1 piring?” pikirnya
“kak ..”
“kakak sudah makan kok , tadi kakak kelaparan”  sambungnya
***

2 jam nari duduk menghadap jendela, menatap bunga yang ditanam sang ibu. Kini bunga itu layu seakan ia tau perawatnya telah tiada. Wajah yang ceria tak lagi tampak, wajahnya kini pucat pasi, nampak lingkaran hitam dibawah matanya menandakan ia tak bisa tidur. Lagu slow menambahnya dalam lautan lamunan. Lamunan yang mengingatkan ia dengan ibu nya. Banyak penyesalan dalam hati nari. TING .. TONG .. bel rumah  memecah lamunan nari. Malas rasanya ia membuka pintu, namun ia tetap jua bangkit dari singgahsananya.
“hallo nari “  tante nari dengan wajah yang berseri-seri
“tante .. “
“nari tante mau menjenguk kamu “ senyumnya
“o .. o ..” duduk disofa
“oya nari .. kamukan tau ini rumah nenek kamu ? “ seloyor duduk disamping nari
“iya .. kenapa tante? “
“Mmmhhh .. kapan kita ngurus pembagiannya”
“apa ??? “
“aduh nari, tante minggu besok mau pergi keluar kota, jadi sempatnya minggu ini, ayolah “ bujuknya
“kamu tu manusia gak sih ??? bahkan kuburan ibu aja belum kering!” dengan genangan air mata nari meminta tantenya untuk pergi.
Kembali ia kekamar dan kembali untuk melamun, lamunan yang panjang hingga ia tersadar dan terpikir bagaimana memperoleh uang untuk makan.  Di periksanya kamar alm ibunya, setelah beberapa tempat ia tak menemukan. Hingga ia menemukan sebuah kotak biru kecil yang berisi tabungan ibunya yang lumayan banyak.
***
2 bulan kemudian ....
BERSAMBUNG .....

Minggu, 02 Februari 2014

LEESSANG



annyeonghaseo ..
gara gara cinta banget dengan RUNNING MAN, apalagi member yang namanya gary oppa.. awalnya hanya suka karena sikapnya yang cuek dan lucu di running man tapi ternyata lagu lagu oppa pun 
IS THE BEST


leesang adalah sebuah kelompok hip hop yang terdiri dari 2 anggota yaitu oppa gary ( kang hee gun) sebagai rapper dan oppa gil ( gil seong joon)
Dibentuk pada tahun 2002, Leessang dikenal karena berkolaborasi dengan Drunken Tiger, Yoon Mi Rae, Big Mama King, Hwayobi, dan banyak lagi.  Duo ini telah merilis tujuh album sampai saat ini: dua catatan self-titled pada 2002 dan 2003, Library of Soul pada 2005, Black Sun pada 2007, Baek-a Jeolhyeon (백아절현) pada 2009, Hexagonal pada akhir 2009, dan Asura Balbalta pada 2011



berikut lyrics  beberapa lagu my favorite :

Remembrance

Ul eommaga nareul baesseul ddae anhaseo jameul jattdae
Nae balgiljil ddaeme geureohge baetsokeseobuteo malsseongeul piweossen
Junghaggyo ddaen banjang ddaeryeoseo eolgule gumeongi nattgo
Eommaneun mureup ggulhgo uleosseo nae apeseo bamsaedorok
Geuraeseo geu dwiron naneun ssaum an hae
Ggangpae doelggabwa bakke nagal ddaemada ssauji mallago naege malhae
Keoseo nan mweoga doelgga mauseu keoseocheoreom
 keun sesangeul nagaji mothalgga geokjeonghaettjiman
Ggumeul ggweosseo seumulyeoseot neujeun naie nan mameul jabasseo
Jeolbeun nale banghwang ganan baram gateun
 insaengeun nuguna da gyeokkneun iliramyeo
Nareul wirohamyeo maeil bam ggumeul wihae nan geuleul sseosseo
Ireohge salaon insaeng
Ddo ireohge salagal insaeng
Byeonhaji anheul nae salmeui norae norae norae
Oreuraknaerirak banbokhae
Gibbeumgwa seulpeumi banbokdwae sa
Ranggwa ibyeoli banbokdwae
Nae salmeun dolgo done
Nae salmeun dolgo done
Saenggakboda jaldwaettji lissang iljib
Ddeodoneun jibshicheoreom jichin insaenge bichi boigo
Midgo himdeun sarangi naege chajawasseo
Geunyeol wihae bureul su ittneun sarang norae lissangbuleuseu
Naega geuleul sseun huro gajang areumdaun norae
Hajiman geunyeoeui wedingdeureseuneun
gyeolguk nareul wihan geosi anieobseo
Mullon nae jalmoti keottjiman eojjina himi
deuldeonji geunal bam suleul peottji
Nan i jeolmeun nale banghwang
Ganan baram gateun insaengeun nuguna da gyeokkneun
 ilaramyeo nareul wiro haettjiman
Apeumeun chajawasseo eum
Akeuro beon don jeonbu ddeigo naneun beotggotcheoreom
 jamshi pigo jyeottgo
Ddo dashi maensoneuro noreul jeotgo
Ireohge salaon insaeng
Ddo ireohge salagal insaeng
Byeonhaji anheul nae salmeui norae norae norae
Oreurak naerirak banbokhae
Gibbeumgwa seulpeumi banbokdwae
Saranggwa ibyeoli banbokdwae
Nae salmeun dolgo done
Nae salmeun dolgo done
Neujimaki shijakhan bangsongsaenghwali
Nali galsurok jaemisseo
Doneun manhi beoljin mothaedo
Saram ddaeme badeun sangcheo sarameuro dashi meggweo
Doel ddaeggaji noryeokhaneun yujaeseok
 geu seongshilhameul baeweo
Nareul dashi ggwaeweo geeureuge haettdeon
 eumaki yojeum neomu jaemisseo
Maeilmaeil nae jeongshineun ggae isseo
Eumak gwandu gettdadeon nareul maeil
chajawarrdeon maenijeo choebujangcheoreom
Naneun dashi dallineun leiseo
I jeolmeun nale banghwang
Ganan baram gateun insaengeun
Nuguna da gyeokkneun iliramyeo nareul wirohaettdeon geuddaecheoreom
Da gyeokkeo bwasseuni ggeokiji anha
Gotongeun ggeomcheoreom sshibeo
Keomkeomhan bameun nareul dashi ileukyeo
Nareul dashi ileukyeo
Oreurak naerirak banbokhae
Gibbeumgwa seulpeumi banbokdwae
Saranggwa ibyeoli banbokdwae
Nae salmeun dolgo done
Nae salmeun dolgo done
[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Gary]
Urin sambaengmanwonjjari
Junggocharo hamkke
Eodideun danyeotji nambureopji anke
Paljjangeul kkigo hanjangui
Sajine chueogeul damgo
Bamjameul seolchyeogamyeo
Seororeul aragago
Nae kkumeun neoui miraega doeeo
Urin seororeul ttareuneun
Hanssangui areumdaun saeyeosseo
Chaewojyeodo bujokhaetdeon sarang
Dasi taeeonado mannagopeun saram
Hajiman sewol apeseoneun yeoksi
Seoroui yoksimeul igiji motae
Yoksire hollo anja uneun neoui ureum sori
Nareul ssoaboneun nunchori
Nari galsurok deo nan tto
Ibyeoreul saenggakhae harujongil

[Gil]
Taeyangeun tteugeounde
Ni mameun eoreoinne
Nuguui jalmosinji
Saranghagin haneunde baby
Modeunge geudaeronde
Urineun byeonhaeinne
Nuguui jalmosinji
Saranghagin haneunde baby

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Gary]
Ttaeron neomuna bappa neoege mianhae
Jigabe doneul chaeugo siganeul nae
Tinage sarangeul pyohyeon motaedo
Neowa hamkke yeonghwareul
Bogo babeul meogeumyeon
Ni gibuni pullilgeora yeogideon
Nae saenggageun tto bitnaga
Georireul geonilmyeo neoege
Jangnaneul chyeodo
Jinbuhan sarang nori
Sarangeun hanttae sarangeun
Ibyeolgwa hanpae
Ibyeoreun sarangeul derigo ganeunde

[Gil]
Taeyangeun tteugeounde
Ni mameun eoreoinne
Nuguui jalmosinji
Saranghagin haneunde baby
Modeunge geudaeronde
Urineun byeonhaeinne
Nuguui jalmosinji
Saranghagin haneunde baby

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Gil]
Sarangeun hanttae
Sarangeun ibyeolgwa hanpae
Ibyeoreun sarangeun derigo ganne

[Gil]
Sarangeun hanttae
Sarangeun ibyeolgwa hanpae
Ibyeoreun sarangeun derigo ganne

[Gary]
Beorimyeon beoryeojineunge
Sarangiramyeon eolmana joheulkka
(Gil: modu kkuminde ni soneul jabeun geon)
Wonhamyeon eodeojineunge
Sarangiramyeon eolmana joheulkka
(Gil: modu kkuminde naneun beoseonaji motane)

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

[Jung In]
Heeojiji motaneun yeoja,
Tteonagaji motaneun namja
Saranghaji annneun uri
Geuraeseo no no no no no no

No no no~ no no no~
No no no~ no no no~
Oh yeh~

[Gary]
Sarange mukkineun
Namjaneun yakhae ppajingeolkka
Sarangeul gurmgineun
Namjaneun muneungnyeokhangeolkka
Bimireul sumgineun
Namjaneun na ppuningeolkka
Sarang daeche wae
Byeonhaneungeolkka
Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

YEAH YEAH YEAH
YEAH YEAH YEAH
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

YEAH YEAH YEAH
YEAH YEAH YEAH
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Heeojijaneun neoeui mare nan hwaga na sorichigo
Sure chwehae byeogeul chigo
Gwaenhan saram eokkaereul buditchigo
Yokhago mweol bonyamyeo shibi geolgo
Geureohke sesang modeun ge da shilgo
Geureon nae moseube neon tto shilmanghae
Hajiman na shimgakhae apdwi da jareugo
Niga eopseumyeon michigenneunde eotteokhae
Ojukhamyeon naega irae neodo uljanha
Ajik na saranghanikka mureup kkulhjanha
Naega mianhanikka geureonikka butjaba
Guchahan byeokmyeong geochanghan
Yaksok ttawin hajin anheulke doraseojima

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Neoneun wae nareul mot mideo malhamyeonseo sogeuron jjillyeo
Uri saranghaetteon il nyeon geu shigan dongan
Mothal jit manhi haetteon nae jashini neomuna shirheo
Ireon ssaum kkeuteon eonjena sarangeul irheo
Namjan baramdo pil jul arayadwae yeojae eokmaeimyeon andwae
Geureohke malhaetteon I namjan
Niga tteonago hollo namja gaseume buri nanda
Geurigo handaneun mari naege jeongdabeun neoya
Ijeseoyani sojungjameul aratteon geoya
Niga tteonamyeon nan da irheo da ijeo
Dashi han beonman nal mideojweo jebal

OH~ Nareul gyeondyeojun nae saranga
Jigeumkkeot nege jun geon nunmul ppunin
I motnan nomeun geuraedo neol
Eonjena neoman saenggakhae HEY~

Nega nae yeope isseoya himi na
Jal aljanha dorawa OH OH OH~
Nega nae yeope isseoya wanbyeokhae
Jal aljanha dorawa jweo OH OH OH~

80 neomeun bubudo ssaugo boreumdo andweseo
Tto tigyeoktaegyeok hajiman
Oneuldo seoro saranghamyeo saragajanha
Neon naegen geureon jonjae maeil pingyeppunigo
Seungjil burigo ugigo cham motnatjiman
Naegen niga kkumigo sarangiya
Sarange dabeun eopjiman naegen niga dabiya
Geuge nae jinjja maeumiya

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

YEAH YEAH YEAH
YEAH YEAH YEAH
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

YEAH YEAH YEAH
YEAH YEAH YEAH
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Heeojijaneun neoeui mare nan hwaga na sorichigo
Sure chwehae byeogeul chigo
Gwaenhan saram eokkaereul buditchigo
Yokhago mweol bonyamyeo shibi geolgo
Geureohke sesang modeun ge da shilgo
Geureon nae moseube neon tto shilmanghae
Hajiman na shimgakhae apdwi da jareugo
Niga eopseumyeon michigenneunde eotteokhae
Ojukhamyeon naega irae neodo uljanha
Ajik na saranghanikka mureup kkulhjanha
Naega mianhanikka geureonikka butjaba
Guchahan byeokmyeong geochanghan
Yaksok ttawin hajin anheulke doraseojima

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Neoneun wae nareul mot mideo malhamyeonseo sogeuron jjillyeo
Uri saranghaetteon il nyeon geu shigan dongan
Mothal jit manhi haetteon nae jashini neomuna shirheo
Ireon ssaum kkeuteon eonjena sarangeul irheo
Namjan baramdo pil jul arayadwae yeojae eokmaeimyeon andwae
Geureohke malhaetteon I namjan
Niga tteonago hollo namja gaseume buri nanda
Geurigo handaneun mari naege jeongdabeun neoya
Ijeseoyani sojungjameul aratteon geoya
Niga tteonamyeon nan da irheo da ijeo
Dashi han beonman nal mideojweo jebal

OH~ Nareul gyeondyeojun nae saranga
Jigeumkkeot nege jun geon nunmul ppunin
I motnan nomeun geuraedo neol
Eonjena neoman saenggakhae HEY~

Nega nae yeope isseoya himi na
Jal aljanha dorawa OH OH OH~
Nega nae yeope isseoya wanbyeokhae
Jal aljanha dorawa jweo OH OH OH~

80 neomeun bubudo ssaugo boreumdo andweseo
Tto tigyeoktaegyeok hajiman
Oneuldo seoro saranghamyeo saragajanha
Neon naegen geureon jonjae maeil pingyeppunigo
Seungjil burigo ugigo cham motnatjiman
Naegen niga kkumigo sarangiya
Sarange dabeun eopjiman naegen niga dabiya
Geuge nae jinjja maeumiya

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

Naran nomeun dabeun neo da
Na swibge malhaedo naega mari andwedo
Naran nomeun dabeun neo da
Na seolmyeong mothaedo
Nae mami geurae na jugeo beorilkka

 

gamsahamnida ~~~~

saranghae  GARY OPPA